Benarkah Pemilik Aji Gineng Matinya Terbakar?
Dalam khazanah keilmuan supranatural tanah Jawa ada salah satu keilmuan kuno yang dianggap paling keramat dan sekaligus paling sakti, yakni Aji Gineng. Konon ilmu tersebut kini sudah punah karena tidak ada yang mewarisi. Lalu benarkah siapa saja pemilik Aji Gineng matinya terbakar?
Apa Itu Ilmu Aji Gineng?
Aji Gineng adalah sebuah ilmu gaib Kejawen yang dipercaya dapat membuat pemiliknya mengerti bahasa hewan atau binatang. Tak hanya itu, siapa saja yang memiliki ilmu ini konon akan menjadi sangat sakti dan tidak mudah dikalahkan.
Karena itulah banyak orang mencari cara menguasai Aji Gineng. Dalam beberapa catatan sejarah dan cerita legenda, ada 2 orang tokoh yang diketahui pernah memiliki Aji Gineng. Kedua orang tersebut adalah Prabu Angling Dharma dan Sunan Kalijaga.
Beberapa kemampuan yang dimiliki jika menguasai Aji Gineng antara lain:
- Dapat memahami semua bahasa binatang
- Memiliki kewibawaan tingkat tinggi
- Disegani baik dari kalangan manusia maupun dari bangsa jin
- Dapat menciptakan bayangan atau kembaran diri
- Dapat berpindah dari satu tempat ke lokasi lain dalam sekejap
- Kebal terhadap semua serangan senjata dan ilmu hitam
- Serta masih banyak kemampuan tersembunyi yang tidak diketahui
Kemampuan untuk berpindah lokasi dalam waktu singkat dan berada di dua tempat yang berbeda dalam satu waktu memang terkesan mustahil, namun memang begitulah adanya. Dalam hal ini, ilmu Aji Gineng memang mirip dengan Saipi Angin.
Meskipun demikian, tidak mudah untuk dapat mempelajari Aji Gineng. Bahkan dalam cerita rakyat disebutkan bahwa Prabu Angling Dharma sendiri sampai harus mengorbankan nyawa istrinya karena ilmu ini.
Benarkah Pemilik Aji Gineng Matinya Terbakar?
Ajian ini diturunkan langsung oleh dewa kepada Prabu Angling Dharma, dan tidak diketahui bagaimana bisa Sunan Kalijaga memiliki ilmu yang sama. Bedanya, Sunan Kalijaga baik jiwa dan raganya tidak moksa.
Konon pemilik Aji Gineng juga tidak memiliki kelemahan sama sekali. Namun kekurangannya, pemilik ilmu ini tidak boleh mewarisi ilmunya kepada orang lain.
Konon, barang siapa memiliki Aji Gineng maka akhir hidupnya akan mencapai kesempurnaan sehingga mengakibatkan hilangnya jiwa dan raga (moksa) dari dunia. Bahkan ada yang mengatakan bahwa pemilik Aji Gineng matinya akan terbakar dan hangus jasadnya.
Kebenaran dari pernyataan ini pun sebenarnya masih diperdebatkan. Namun yang paling masuk akal, pemilik Aji Gineng di akhir hayatnya akan mengalami moksa (sirna) sehingga tidak meninggalkan jasad atau wujud fisik.
Hingga kini tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana cara mempelajari Aji Gineng karena tidak ada satupun literatur yang pernah menyebutkan isi atau mantra dari ajian tersebut. Aji Gineng sudah benar-benar punah dari jagat keilmuan tanah air.
Meski demikian, masih ada saja orang yang mencoba meraih keuntungan dengan menjual keilmuan Aji Gineng yang entah berasal dari mana. Bahkan tak jarang banyak orang menjual batu mustika Aji Gineng di masyarakat.
Yang pasti, orang yang demikian tidaklah dapat dipercaya karena Aji Gineng sendiri sudah lama menghilang dari jagat ilmu kesaktian tanah air. Mereka mungkin hanya ingin mendapatkan uang dengan menjual sesuatu yang belum tentu mereka miliki.