Misteri Tragedi Paiton
Pada tahun 2003 lalu pernah ada sebuah tragedi kecelakaan memilukan di ujung timur pulau Jawa. Kecelakaan yang merenggut nyawa 54 orang itu kemudian dikenal dengan sebutan Tragedi Paiton. Kini kami akan mengungkap misteri dibalik kecelakaan itu.
Tragedi Paiton disebabkan terjadinya kebakaran hebat pada bus pariwisata yang mengangkut 54 orang siswa dan guru kelas 2 dari SMK Yapemda 1 Sleman di daerah Paiton, Jawa Timur. 2 orang yakni sopir dan kernet selamat, sedangkan para siswa dan guru yang terjebak di dalam bus tidak bisa diselamatkan.
Dilansir dari berbagai sumber, rombongan wisata tersebut sebenarnya berjumlah 3 bus yang berjalan beriringan. Setelah melakukan studi banding dan wisata ke Bali, mereka pulang melewati jalur pantura di sepanjang pantai utara pulau Jawa.
Jarak antar bus diketahui cukup berjauhan dimana bus nomor 2 yang mengalami nasib nahas itu ada pada bagian belakang rombongan. Saat bus nomor 2 kecelakaan, 2 bus lainnya tidak sadar dan tetap melaju menuju Sleman.
Kecelakaan Dahsyat
Saat masuk ke daerah Banyuglugur Paiton, sebuah truk kontainer dari jalur berlawanan pindah lajur karena menyalip kendaraan di depannya. Karena kondisi penerangan jalan yang kurang ditambah jarak yang terlalu dekat, truk kontainer akhirnya menabrak bus yang tidak sempat menghindar.
Tidak hanya sampai situ saja. Dari arah belakang, sebuah truk tronton langsung menghantam bus yang berhenti mendadak akibat ditabrak dari depan.
Sialnya, tangki solar dari truk kontainer pecah dan muncul percikan api akibat kecelakaan tersebut. Api yang berkobar dengan cepat merambat ke badan bus dari arah depan. Apalagi di dalam bus banyak barang yang mudah terbakar seperti karpet dan tas bawaan siswa.
Pada saat kecelakaan terjadi, pintu depan bus ringsek dan tidak bisa dibuka. Sedangkan pintu belakang terjepit dan tertutup oleh bagian depan truk tronton. Sopir dan kernet berhasil keluar setelah melompat dari jendela yang pecah.
Api yang berkobar dan kepulan asap di bagian depan bus memaksa para siswa dan guru yang seluruhnya perempuan mundur dan berdesakan ke bagian belakang bus. Mereka mencoba membuka pintu belakang bus namun gagal karena terhalang truk tronton.
Beberapa warga yang pada saat kejadian kebetulan lewat segera memberikan bantuan dengan mencoba membuka pintu belakang bus tapi gagal. Sebagian lagi melempari kaca samping bus dengan batu agar pecah dan para siswa bisa keluar.
Sayang, meskipun beberapa kaca akhirnya pecah, para siswa yang semuanya perempuan tidak berani untuk melompat keluar. Selain karena posisinya tinggi, di luar bus pun api sudah berkobar dengan cepat.
Warga yang mencoba untuk nekat masuk ke dalam bus dihalangi oleh warga dengan mempertimbangkan keselamatan karena tangki bus bisa kapan saja meledak. Terdengar teriakan minta tolong bersahut-sahutan tapi tak ada yang bisa membantu karena api sudah sedemikian besar. Teriakan minta tolong itu terdengar sangat menyayat hati.
Lalu terjadilah beberapa ledakan dari tangki bensin bus dan letupan kecil yang membuat para warga mundur untuk menyelamatkan diri. Api yang berkobar semakin besar berbanding terbalik dengan suara anak-anak sekolah yang kian lama kian lemah dan akhirnya menghilang.
Semua Korban Tewas
Semua orang menangis karena tak dapat berbuat apa-apa untuk menyelamatkan mereka. Dalam sisa-sisa kobaran api tampak banyak tubuh yang sudah gosong menghitam dan bertumpukan satu sama lain di bagian belakang bus.
Dari raut wajah mereka menunjukkan ketakutan dan keputus-asaan. Tangan-tangan mereka terangkat seolah menanti harapan akan sebuah pertolongan yang tak kunjung tiba, hingga akhir hayat menjelang.
Tak seorang pun selamat dari peristiwa kecelakaan tersebut selain seorang sopir dan kenek bus. Total sebanyak 54 orang siswi dan guru tewas terbakar dalam kecelakaan tersebut.
Barulah ketika fajar menyingsing, tampaklah pemandangan mengerikan dari para korban kecelakaan malam itu. Di balik kepulan asap, bau gosong, amis darah, dan anyir dari jenazah begitu kuat menusuk hidung siapapun yang lewat.
Jenazah-jenazah tersebut kemudian dibawa ke rumah sakit untuk keperluan autopsi dan identifikasi. Konon saking banyaknya jenazah, beberapa jenazah sampai diletakkan di lorong rumah sakit dan diberik sekat berupa es balok. Banyak potongan tubuh yang hancur, organ tubuh yang tidak lengkap, atau tubuh yang menempel satu sama lain sungguh menyulitkan proses identifikasi jenazah.
Di sisi lain, rombongan bus nomor 1 dan 3 justru sudah sampai di sekolah asal di kota Sleman Yogyakarta. Begitu sampai, mereka diberitahu jika pihak sekolah ditelepon aparat kepolisian bahwa rombongan bus nomor 2 kecelakaan dan seluruh penumpangnya tewas.
Meledaklah tangis seluruh siswa dan guru yang ikut dalam rombongan tersebut. Beberapa guru dan staf sekolah saat itu juga langsung menuju ke daerah Paiton, Probolinggo.
Demikianlah ihwal kecelakaan tragis yang menewaskan 54 orang siswa dan guru SMK Yapemda 1 Sleman. Kecelakaan itu pula yang membuat pemerintah tergerak untuk membuat peraturan baru. Seluruh armada bus wajib dilengkapi alat pemecah kaca saat darurat dan pintu keluar cadangan yang bisa langsung terbuka saat terjadi kecelakaan.
Baca juga: Legenda Batu Asmara di Cepuri Parangkusumo
Kisah Mistis Pasca Tragedi Paiton
Sejak kecelakaan tersebut, beberapa warung makan yang ada di sekitar tempat tersebut memilih tutup karena perasaan ngeri. Bahkan hingga bangkai bus dipindah pun mereka masih takut untuk berjualan kembali.
Konon setelah kejadian tersebut, penjaga sekolah sempat menemukan kejadian mistis dimana ruangan kelas tempat anak-anak tersebut tewas, lampunya tampak menyala di malam hari. Seolah seperti ada kegiatan belajar-mengajar dan riuh suara anak-anak sekolah. Tapi begitu didekati, tampak para murid yang sedang belajar itu wajah dan badannya hangus terbakar.
Di area bekas kecelakaan itupun tak luput dari cerita mistis. Beberapa pengendara yang lewat di malam hari kerap dihantui dengan penampakan sebuah bus yang sedang berhenti di pinggir jalan. Bagian dalam bus tampak terang dan para siswa dengan tubuh yang gosong meangarahkan pandangan ke orang yang lewat.
Sosok Misterius
Kecelakaan tersebut memang menyisakan hal janggal. Pada saat itu bus nomor 2 tidak berjalan dengan ngebut. Tapi kenapa truk kontainer dari arah berlawanan seolah tidak melihatnya?
Dilansir dari akun twitter @kisahtanahjawa, konon penyebabnya adalah sosok hitam nan besar yang mengikuti bus tersebut dari kota asalnya. Saat menyeberang ke Bali, sosok tersebut tertinggal. Barulah saat bus hendak pulang kembali, sosok tersebut kembali 'menumpang' pada bus nomor 2.
Sosok itulah yang membuat bus nomor 2 seolah 'tidak terlihat' oleh pengendara lain. Jadi sopir truk kontainer berani menyalip dan mengambil lajur kanan karena dia tidak melihat ada kendaraan dari arah berlawanan, padahal saat itu bus nomor 2 tengah melaju.
Terlepas dari benar-tidaknya pernyataan tersebut, jalur pantura terutama di wilayah Paiton dan Probolinggo memang terkenal sebagai jalur tengkorak. Hal ini karena kontur jalan yang bergelombang, banyak tikungan dan tanjakan, serta kondisi samping kanan dan kiri jalan yang ditumbuhi ilalang dan tanaman liar.
Bangkai bus sempat teronggok di sana selama bertahun-tahun hingga dijadikan sebagai sebuah 'monumen' kecelakaan. Barulah sekitar tahun 2008 bangkai bus disingkirkan dan sejak itu pula berbagai cerita mistis yang kerap menghantui daerah tersebut perlahan sirna.